Senin (6/5/2024) - Anonymous
Dalam serangan dunia maya baru-baru ini, kelompok peretas Pro-Palestina, yang terkait dengan Anonymous, mengklaim telah meretas lembaga-lembaga penting Israel, termasuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Kehakiman.
Perkembangan baru ini menggarisbawahi konflik dunia maya yang sedang berlangsung antara peretas pro-Palestina dan Israel.
Apakah kelompok peretas Anonymous mencuri dokumen rahasia IDF..?
Meretas IDF
Organisasi peretas Anonymous merilis pernyataan yang mengklaim telah melanggar IDF dan memperoleh 20 gigabyte data, yang mencakup lebih dari 233.000 dokumen.
Kelompok tersebut mengklaim data tersebut terdiri dari berbagai jenis file, seperti PDF, dokumen Word, dan presentasi PowerPoint,
Para peretas membagikan video yang menampilkan bagian presentasi PowerPoint yang melibatkan personel IDF, dengan slide yang menampilkan logo departemen Staf Umum.
Namun, penilaian keamanan IDF menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya pelanggaran sangat kecil, dan menyebut klaim para peretas sebagai kemungkinan “perang psikologis.” Sistem komputer IDF diamankan dengan baik, dan pelanggaran apa pun kemungkinan besar akan menargetkan komputer sipil, sehingga berpotensi melanggar peraturan.
Keaslian dokumen tersebut masih belum pasti, menambah skeptisisme seputar klaim para peretas.
Meretas Kementerian Kehakiman
Awal bulan ini, sebuah sumber anonim mengklaim telah meretas Kementerian Kehakiman, mengamankan 300 gigabyte data, termasuk informasi pribadi seseorang.
Para peretas, yang beroperasi di bawah bendera Anonymous, menegaskan kembali niat mereka untuk “menghancurkan Zionis.” Kementerian mengakui serangan tersebut, menyoroti potensi kerentanan sistem sipil dan menekankan perlunya peningkatan keamanan siber.
Konflik Siber yang Lebih Luas
Klaim Anonymous sejalan dengan serangkaian serangan dunia maya yang dilakukan oleh berbagai kelompok peretas pro-Palestina yang menargetkan institusi Israel.
Kelompok-kelompok ini, termasuk Tentara Siber Muslim dan Unit Macan Elektronik Palestina, juga terlibat dalam serangan serupa.
Tim 1915, kelompok peretas lainnya, juga mengklaim memiliki data sensitif juru bicara Militer Israel dan berencana melancarkan serangan ransomware terhadap Israel.
Serangan-serangan ini telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan otoritas Israel dan pakar keamanan siber.
Badan cyber nasional telah memperingatkan potensi pelanggaran situs web, infiltrasi sistem digital, kebocoran dokumen rahasia, paparan data pribadi, dan penerapan perangkat lunak pelacakan.
Kesadaran masyarakat
Masyarakat Israel telah disarankan untuk berhati-hati, menghindari mengklik tautan yang mencurigakan, dan melaporkan indikasi serangan dunia maya,
Perang dunia maya yang sedang berlangsung menyoroti sifat konflik yang terus berkembang, dimana medan perang tradisional telah meluas ke ranah digital.
(One/007)
Social Header
Catatan Redaksi
Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi
Link List
Iklan Disini