Catatan Redaksi

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi

Iklan Disini

Breaking News

Renungan Jelang Akhir Tahun 2024 menuju 2025: Memberi dengan Sukacita dan Ketulusan (2 Korintus 9:7) Shalom!!



JAKARTA, Radar007.co.id – Terdapat banyak sekali hal yang telah kita lewati sepanjang tahun, baik itu berupa pengalaman baik maupun buruk. Namun demikian, kita tidak boleh terpaku pada hal negatif yang sempat kita alami dan terus melakukan pembelajaran. Hal yang sebentar lagi terlewati di tahun 2024 menjadi pembelajaran membuat kita semakin desa sikap, pola pikir, dan cara menilai sudut pandang apapun yang terlihat menjadi lebih baik lagi di tahun 2025 ini. Yang sebentar lagi akan datang mengisi kehidupan lembaran baru buat kita semua, Kasih Tuhan Yesus menyertai mu dan aku.

Bacaan: 2 Korintus 9:7

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”

Renungan:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada kesempatan untuk memberi. Baik itu dalam bentuk waktu, tenaga, atau materi, tindakan memberi adalah salah satu bentuk nyata dari kasih kepada sesama. Namun, bagaimana kita memberi sangatlah penting. Memberi bukan hanya tentang seberapa besar atau kecil yang kita berikan, tetapi lebih kepada sikap hati kita dalam memberi. Tuhan memandang hati kita, dan Ia menghendaki agar setiap pemberian dilakukan dengan sukacita dan ketulusan, bukan karena paksaan atau rasa terpaksa.

Ketika kita memberi dengan hati yang tulus, kita mengalami sukacita yang melimpah. Ada kebahagiaan tersendiri ketika kita mengetahui bahwa pemberian kita membawa dampak positif bagi orang lain. Sukacita ini adalah hasil dari kasih yang kita rasakan dari Tuhan, yang kemudian kita teruskan kepada sesama. Dalam setiap tindakan memberi, kita sedang meneladani kasih Tuhan yang telah memberikan segalanya bagi kita tanpa pamrih.

Namun, tidak jarang kita merasa enggan atau berat hati ketika diminta untuk memberi. Mungkin karena kita merasa sudah terlalu banyak berkorban atau merasa apa yang kita miliki tidak cukup. Di sinilah kita perlu mengingat bahwa Tuhan tidak pernah meminta lebih dari apa yang kita sanggup berikan. Dia menghargai ketulusan lebih dari jumlah atau besaran pemberian kita. Pemberian yang disertai dengan rasa syukur dan sukacita jauh lebih berharga di mata-Nya daripada pemberian yang dilakukan dengan rasa terpaksa.

Memberi dengan tulus juga mengajarkan kita tentang kepercayaan kepada Tuhan. Ketika kita memberi, kita sedang mempercayakan hidup kita kepada Tuhan, yakin bahwa Dia akan mencukupi setiap kebutuhan kita. Ini adalah bentuk iman yang aktif, karena kita melepaskan sebagian dari apa yang kita miliki dengan keyakinan bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat. Dia tahu apa yang kita perlukan, dan Dia setia untuk memelihara kita.

Akhirnya, memberi dengan sukacita adalah cara kita untuk mencerminkan kasih Tuhan kepada dunia. Dalam tindakan memberi yang penuh kasih dan ketulusan, kita menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan Tuhan. Setiap pemberian, sekecil apa pun itu, dapat menjadi sarana bagi orang lain untuk merasakan kasih Tuhan yang nyata. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk memberi bukan hanya karena kewajiban, tetapi karena cinta yang tulus dan hati yang penuh sukacita.

Damai sejahtera adalah suatu keadaan yang mengajarkan manusia untuk hidup harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan dalam kesejahteraan fisik, mental, dan sosial.

Menurut Alkitab, damai sejahtera adalah: Anugerah Tuhan yang lahir dari keyakinan akan pemeliharaan Tuhan dalam setiap detail hidup. Damai sejahtera juga merupakan modal untuk hidup bersama, bukan untuk konsumsi sendiri.

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan damai sejahtera menurut Alkitab:
Kata shalom dalam bahasa Ibrani berarti keserasian, keutuhan, kebaikan, kesejahteraan, dan keberhasilan di segala bidang kehidupan.

Damai sejahtera didapat melalui darah Kristus, pendamaian manusia berdosa dengan Allah.
Damai sejahtera harus dimulai dalam diri sendiri, dengan memerintah hati dan pikiran.

Damai sejahtera tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi di sekitar, tetapi apa yang terjadi didalam hati.
Menjadi pembawa damai sejahtera bisa dilakukan dengan membantu orang di sekitar atau menghargai perbedaan.


Rilis: Jakarta, Senin (30/12/2024) by R007
© Copyright 2022 - Radar007