Catatan Redaksi

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi

Iklan Disini

Breaking News

Pelatihan Jurnalistik DPC PWDPI Sidoarjo Resmi Dibuka, Soroti Perlindungan Hukum dan Etika Media di Era AI

Mojokerto,Radar007.co.id — Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan profesionalisme wartawan di tengah tantangan zaman, Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (DPC PWDPI) Kabupaten Sidoarjo sukses menggelar kegiatan Pembekalan dan Pelatihan Jurnalistik yang berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 26–27 Juli 2025. Kegiatan ini mengambil tempat di Pondok Pesantren Penjaga Al-Qur’an Al Maghribi, Desa Jiyu, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.

Kegiatan dibuka secara resmi pada Sabtu pagi, dihadiri puluhan peserta dari berbagai media lokal dan nasional, dengan dukungan penuh dari mitra kelembagaan seperti Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, DPRD Sidoarjo, Perumda Delta Tirta, PT. Atma Media Group, media Gema Nusantara, Inilahberita.net, serta Bank Jatim. 

Antusiasme peserta yang terdiri dari 30 media dan 60 peserta tampak sejak awal, mencerminkan besarnya kebutuhan akan peningkatan kompetensi jurnalistik yang berlandaskan hukum, etika, dan profesionalisme di tengah gempuran informasi digital dan kecerdasan buatan (AI).

Pada sesi pertama, materi pembekalan hukum menjadi pembuka yang sangat dinantikan. Diberikan oleh praktisi hukum Supono, SH, pembekalan ini mengulas secara mendalam perlindungan hukum bagi wartawan berdasarkan regulasi yang berlaku. “Wartawan tidak hanya butuh pena, tapi juga tameng hukum. Pemahaman akan hak dan batas kewenangan mutlak diperlukan untuk menghindari kriminalisasi dan pelanggaran etik,” ujar Supono, dalam diskusi yang dipandu langsung oleh Ketua DPC PWDPI Sidoarjo, Agus Subakti, ST.

Sesi berlanjut dengan pelatihan teknik penulisan berita oleh Andre Yuris, Ketua AJI Surabaya sekaligus wartawan senior yang telah berkiprah di dunia jurnalistik lebih dari dua dekade. Andre menekankan bahwa kemunculan teknologi seperti AI dan ChatGPT dapat menjadi alat bantu yang efisien, namun tetap tidak boleh menggantikan prinsip dasar jurnalistik. “AI boleh membantu, tapi nurani wartawan tak boleh digantikan,” tandas Andre. Menurutnya, akurasi, verifikasi, dan keberpihakan pada kebenaran harus menjadi fondasi yang tak tergoyahkan dalam kerja jurnalistik. Diskusi semakin menarik dipandu oleh Nurudin, dengan gayanya yang interaktif, menggugah peserta untuk lebih aktif berdialog.

Pada malam harinya, suasana berubah lebih reflektif dengan kehadiran KH. Rakay Muhammad, S.kom, tokoh agama yang dikenal sebagai pendakwah yang dekat dengan komunitas jurnalis. Dalam materinya yang sarat nilai spiritual dan kebangsaan, Kyai Rakay menyampaikan bahwa profesi wartawan adalah ladang perjuangan yang tidak boleh dikotori oleh kepentingan materi semata. “Jurnalisme adalah jalan juang, bukan jalan pintas. Wartawan harus punya hati, bukan sekadar insting memburu sensasi,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Hari kedua, Minggu (27/7), pelatihan berlanjut dengan materi fotografi jurnalistik. Pemateri utama adalah Mamuk Ismuntoro, fotografer senior yang karya-karyanya telah menghiasi berbagai media nasional dan internasional. Mamuk mengajarkan teknik pengambilan gambar bernilai berita tinggi menggunakan peralatan sederhana seperti kamera ponsel. Ia mengajak para peserta untuk “melihat dengan hati” agar momen-momen kecil bisa menjadi karya jurnalistik yang kuat. Peserta diajak langsung praktik memotret dan mengkurasi gambar dalam sesi lapangan.

Selain materi inti, kegiatan pelatihan juga diselingi dengan senam otak dan senam hati, bertujuan menyegarkan mental dan emosi para peserta agar mampu menjaga kejernihan berpikir dan kepekaan sosial dalam menjalankan profesi jurnalistik yang penuh tekanan.

Agung Harry, Kepala Biro media Republiknews, salah satu peserta pelatihan menyampaikan apresiasinya. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam mengingatkan kami agar selalu menyampaikan informasi yang benar dan tidak terjebak pada hoaks. Saya berharap pelatihan semacam ini terus digelar secara berkala,” ucapnya.

Ketua DPC PWDPI Sidoarjo, Agus Subakti, dalam penutupan acara menegaskan kembali komitmen organisasi dalam mendorong jurnalis yang tidak hanya cekatan dalam menulis, tetapi juga tangguh secara hukum, kuat secara etika, dan cerdas dalam menyikapi perkembangan teknologi. “Kami ingin membentuk insan pers yang tidak hanya bisa menulis berita, tapi juga bisa menjadi penjaga moral publik melalui integritasnya,” tutupnya.

Melalui kegiatan ini, DPC PWDPI Sidoarjo mempertegas perannya sebagai pilar pembinaan jurnalisme yang sehat, edukatif, dan profesional. Di tengah tantangan AI, arus informasi palsu, serta tekanan ekonomi media, pelatihan ini menjadi oase bagi lahirnya jurnalis yang tangguh dan berjiwa merdeka.


(Tim PWDPI)
© Copyright 2022 - Radar007