Catatan Redaksi

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi

Iklan Disini

Breaking News

Warga Minta Dinas PU Pringsewu Tidak Lakukan PHO Proyek SPAM di Pekon Srirahayu

Radar007 | LAMPUNG – Proyek pembangunan jaringan distribusi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pekon Srirahayu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu kembali menuai sorotan.

Pekerjaan yang dikerjakan oleh CV Krakatoa Muda Mandiri senilai Rp 1,47 miliar itu dinilai masyarakat tidak sesuai dengan spesifikasi.

Di titik lokasi pekerjaan, terlihat pipa  berdiameter kurang lebih 4 inci hanya diberi bantalan pasir di bagian bawah (bedding). Sementara bagian samping dan atas pipa sama sekali tidak ditimbun pasir, melainkan langsung ditutup dengan tanah galian.

Hal tersebut di sinyalir tidak sesuai dengan ketentuan teknis. Pipa seharusnya dibungkus pasir secara menyeluruh hingga ke bagian atas sebelum ditimbun kembali dengan tanah, tujuannya agar pipa terlindungi dari tekanan langsung oleh tanah timbun maupun batu keras yang bisa merusak.
Salah seorang warga setempat khawatir jika pipa hanya diberi lapisan pasir di bagian bawah, maka sisi samping dan atas pipa akan langsung bersentuhan dengan tanah galian.

"Kondisi ini membuat pipa rentan menerima tekanan langsung dari tanah maupun batu keras yang berpotensi menyebabkan retak atau pecah jika tidak dilapisi pasir terlebih dahulu. Selain itu, sambungan antar pipa berpotensi cepat bocor karena tidak mendapat penahan elastis di bagian sekelilingnya," ujarnya. Kamis, (4/9/2025)

Risiko lain menurut nya, pipa bisa saja bergeser atau melengkung karena urugan tanah tidak rata. Jika terjadi kebocoran, air tanah dapat masuk ke saluran distribusi sehingga kualitas air menurun dan berpotensi terkontaminasi. Pada akhirnya, hal ini akan merugikan masyarakat pengguna SPAM karena distribusi air tidak lagi optimal dan pipa bisa rusak lebih cepat dari umur rencana.

Sebelumnya, warga juga sudah mengeluhkan dugaan kesalahan teknis saat proses galian. Penggunaan alat berat jenis eskavator membuat ukuran parit tidak sesuai dengan spesifikasi. Selain itu, tanah hasil galian dibuang begitu saja ke bahu jalan kabupaten. Kondisi ini membuat badan jalan semakin sempit.

Ketika musim hujan, tanah merah dari galian berubah menjadi lumpur dan membuat jalan licin. Para pengendara yang melintas merasa terganggu dan khawatir akan keselamatan. Ironisnya, pihak kontraktor disebut tidak peduli meski sudah banyak warga yang menyampaikan protes.

Melihat kondisi tersebut, warga meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pringsewu untuk tidak melakukan Provisional Hand Over (PHO) atas proyek tersebut.

Kalau kondisi di lapangan masih seperti ini, jelas tidak layak diterima. Nanti masyarakat yang akan menanggung akibat jika pipa cepat rusak,” kata seorang warga.

Masyarakat berharap Dinas PU benar-benar melakukan evaluasi menyeluruh sebelum mengambil keputusan. Warga menilai pembatalan PHO penting agar kontraktor memperbaiki seluruh kekurangan pekerjaan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak CV Krakatoa Muda Mandiri maupun Dinas PU Kabupaten Pringsewu belum memberikan keterangan resmi terkait desakan warga tersebut. (*)
© Copyright 2022 - Radar007